JAKARTA, KOMPAS.com - “Saya bangun pagi-pagi sekali. Siapkan makan anak-anak masak untuk menu hari itu, lalu kadang langsung berangkat atau mengantar anak yang paling bungsu dulu ke sekolah baru berangkat (kerja),” ujar Ratna Wulan (47), seorang pengemudi Grabbike wanita yang ditemui Kompas.com, Jumat (20/12/2019).
Wulan, begitu ia biasa disapa adalah satu dari sekian wanita yang punya profesi tak biasa. Ia mencari nafkah sebagai ojek online, profesi yang biasanya didominasi oleh pria.
Menyambut Hari Ibu, Kompas.com sempat mewawancarainya untuk mengetahui bagaimana ia menjalankan profesi itu di samping juga berperan menjadi ibu.
Cerita Wulan dimulai dari aktivitasnya begitu memulai hari. Pagi yang ia maksud adalah pukul 4. Usai subuh, ia mulai beraktivitas mulai dari membersihkan rumah, menyiapkan keperluan anak-anak, juga memasak.
Di rumah di bilangan Citayam, Bogor, Wulan tinggal bersama ketiga anaknya. Ia mengaku sudah menjadi single parent.
Biasanya, tugas rumah dibagi pada kedua anak laki-lakinya yang paling besar. Kata Wulan, mereka bertugas merapikan dan beres-beres rumah, juga menjaga adik bungsu saat Wulan bekerja.
“Jadi dibagi itu, hari ini siapa yang piket beres-beres rumah. Jam sekolah juga saya sudah tentukan kebetulan kakaknya ada yang masuk siang (sekolahnya) jadi pagi bisa mengurus rumah, satu lagi (sekolahnya masuk pagi) jadi siang sudah ada di rumah bisa jaga adiknya,” sambungnya.
Ketiga anaknya juga kata Wulan terbiasa belajar bersama. Karenanya, tugas-tugas sekolah atau pekerjaan rumah kerap sudah diselesaikan begitu Wulan sampai rumah.
“Anak-anak sudah terbiasa mandiri. Saya senang sekali,” ujarnya.
Profesi menjadi ojek online sudah ditekuni Wulan sejak 2017. Hampir 2,5 tahun ia melakoninya. Biasanya, ia berangkat dari rumah pukul 8 atau 10 pagi setelah mengantar anak sekolah.
“Dari Citayam saya naik kereta. Saya parkir motor di Tebet. Nah dari situ baru deh saya narik (mengambil penumpang),” tambahnya.
Wulan memiliki pembawaan yang easy going. Senyum selalu singgah di wajahnya setiap kali ditanya. Menurut Wulan ia memang senang menjalani hidup saat ini.
“Saya senang dengan keseharian ini. Berprofesi menjadi ojek online membuat saya bisa mewujudkan target-target hidup untuk membahagiakan dan menghidupi ketiga anak saya,” tambahnya.
Keputusan menjadi ojek online, dikisahkan oleh Wulan. Dulu, ia berprofesi sebagai Sales Promotion Girl (SPG). Sayangnya, profesi itu menuntut jam kerja yang membuatnya kewalahan karena bentrok dengan urusannya di rumah.
Akhirnya, ia ditawari temannya untuk ikut bergabung dengan Grab. Ia pun berdiskusi dengan keluarga sebelum akhirnya memutuskan untuk join.
“Saya pikir waktu itu enak juga sepertinya waktunya bisa diatur karena fleksibel. Saya bisa mengatur mana yang diprioritaskan,” kata dia.
Meski demikian bukan berarti Wulan hanya menjadikan profesinya saat ini sebagai sampingan. Ia sendiri menargetkan dirinya untuk mendapatkan batas minimal pemasukan harian.
“Di hari kerja minimal saya itu harus ambil 20 orderan. Jadi, sehari bisa bawa pulang uang kurang lebih Rp 350.000,” ungkapnya.
Kalau beruntung dan banjir orderan, ia bahkan mengaku bisa mengantongi uang sampai Rp 450.000. biasanya, pendapatan lebih didapatnya saat hari Jumat, di mana biasanya ojek online pria tak mendominasi jalanan—karena bertepatan dengan wkatu Sholat Jumat.
Untuk mendapatkan pendapatan senilai itu, menurut Wulan, ia tidak membebani dirinya dengan waktu.
“Santai saja kok. Kalau saya dari rumah pagi, biasanya jam 6 sore sudah pulang. Kalau dari rumah siang, ya selesainya biasanya jam 8 malam. Baru habis itu pulang naik kereta,” tambahnya.
Wulan rutin bekerja mulai dari Senin sampai Sabtu. Diterangkan olehnya, Senin sampai Jumat ia bekerja mulai dari pagi. Lalu, Sabtu hanya dijatahinya setengah hari biasanya ia mulai dari jam 12 siang. Sedangkan Minggu dipakainya untuk libur menemani anaknya di rumah.
“Minggu jatahnya nyuci (pakaian),” ujarnya seraya tertawa.
Target-target itu dijadikan Wulan patokan agar kebutuhan hidupnya dengan ketiga anaknya terpenuhi. Apalagi, saat ini ia sudah bisa mencicil rumah.
“Bersyukur, saat ini sudah punya rumah sendiri. Ada pengalaman juga waktu itu bulan puasa. Pemasukan selama satu bulan membuat saya mampu membeli motor second. Buat saya, ini pencapaian yang luar biasa,” imbuhnya.
Pencapaian itu tak pelak membuat Wulan jadi salah satu mitra pengemudi inspiratif. Kisahnya bahkan dipajang pada dinding kantor Grab Indonesia dengan tajuk "Kisah Grab".
Sedikit pesan dari Wulan kepada ibu-ibu yang juga sedang berjuang untuk keluarga. “Tetap semangat, tetap tangguh,” katanya.
Walaupun bekerja menjadi ojek online, Wulan tetap punya waktu untuk berteman. Terlebih, ia mengaku, juga ikut komunitas ojek online.
“Asyiknya di sini (Grab), kami solid sesama mitra pengemudi. Kami sering ketemuan, makan siang bareng. Bahkan sebulan sekali ada kopi darat atau kami juga bikin acara ke luar kota satu tahun sekali untuk happy-happy,” ujarnya.
Hal lain yang membuatnya senang dengan profesinya saat ini adalah juga benefit yang diberikan perusahaan (Grab) pada mitra pengemudi seperti dia.
Dalam aplikasi mitra, kata dia, ada pilihan merchant belanja murah. Jadi, mitra seperti dirinya bisa membeli barang pokok seperti beras dan keperluan rumah tangga, juga alat-alat sekolah dan pakaian untuk kebutuhan anak.
Wulan juga mengaku, ada pula kupon murah untuk service motor dan pembelian oli.
“Yang kurang cuma merchant salon nih untuk memanjakan diri. Kami ( mitra pengemudi perempuan) kan juga pengin memanjakan diri haha,” ujarnya bercanda.
Meksi didomiasi pria, saat ini tak sedikit ojek online wanita, utamanya di Ibu Kota. Wulan saja mengaku, kalau komunitasnya itu berkumpul paling tidak puluhan yang datang.
Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi mengaku Grab memang berupaya untuk memberikan porsi yang sama baik bagi pria atau pun wanita.
“Kami (Grab) inklusif. Oleh karena itu, kami berusaha untuk menyamaratakan, baik pria, wanita, ataupun mereka yang disabilitas. Kami ingin menjadi wadah dan solusi untuk semuanya,” ujarnya ditemui pada kesempatan sama.
Beragam program pun diselenggarakan oleh Grab untuk menjangkau seluruh elemen mitra pengemudi.
Khusus untuk mitra pengemudi perempuan, Grab pernah mengadakan event yang berkaitan dengan keselamatan berkendara dan bela diri.
Program lain yang pernah dilakukan oleh Grab untuk mitra pengemudi perempuan adalah peluncuran Lady Grab—armada khusus perempuan—untuk layanan GrabExpress dan GrabFood di wilayah Jabodetabek pada Oktober 2019.
Pengemudi wanita yang tergabung dengan Lady Express dibekali dengan edukasi dan bekal dasar keselamatan diri, termasuk kebijakan pencegahan dan penanganan kekerasan seksual.
Ke depan, Neneng melanjutkan Grab akan terus berinovasi untuk seluruh mitra.
“Kami pasti selalu berinovasi mengadakan program yang sesuai dengan visi kami. Apapun programnya, tujuannya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan para mitra,” terangnya.