KOMPAS.com- Transportasi berbasis aplikasi kini menjadi pilihan favorit penunjang mobilitas masyarakat. Cukup memesan melalui aplikasi, pengguna dapat bepergian dengan lebih mudah, baik menggunakan motor maupun mobil. Karena hal tersebut, sistem transportasi berbasis aplikasi dinilai lebih fleksibel dan efisien.
Meski begitu, tak banyak masyarakat mengetahui mekanisme kerja transportasi online. Sebagai contoh, armada mobil atau sepeda motor yang tersedia di aplikasi sejatinya bukan milik perusahaan penyedia laya transportasi online, melainkan perorangan atau rental. Begitu pula dengan pengendara, mereka bukan karyawan perusahaan, melainkan mitra driver.
Karena bukan bagian dari karyawan, perusahaan perlu menerapkan kebijakan preventif dan menyiapkan teknologi keamanan pada layanannya. Pasalnya, setiap moda transportasi, termasuk PT Grab Teknologi Indonesia atau Grab, tak luput dari berbagai risiko, baik penumpang dan mitra driver.
Director of Business Jabodetabek Grab Indonesia, Iki Sari Dewi, mengatakan, mitra driver merupakan garda terdepan perusahaan dalam memberikan layanan transportasi berkualitas.
Baca juga: Grab Bagikan 5 Tips Aman Menggunakan Taksi Online
"Untuk itu, kami memperkuat protokol keselamatan dan keamanan guna mencegah tindak kejahatan dan kekerasan seksual sejak tahap awal, yakni saat menyeleksi mitra driver,” ujar Iki dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Jumat (28/1/2022).
Iki menjelaskan, Grab menerapkan sejumlah tahapan seleksi bagi mitra driver, mulai dari registrasi, verifikasi, pelatihan, hingga aktivasi.
Pada tahap registrasi, calon mitra wajib lolos validasi keaslian dokumen dan berkas fisik, termasuk identitas diri dan kendaraan.
"Berikutnya, mitra driver wajib mengikuti dan lulus pelatihan yang diselenggarakan secara online ataupun offline oleh GrabAcademy dengan melibatkan tim ahli independen," jelas Iki.
Baca juga: Wujudkan Transportasi Bebas Kekerasan Seksual, Ini Upaya Kolaboratif Komnas Perempuan dan Grab
Pelatihan tersebut merupakan bagian dari pembekalan dan edukasi kepada mitra mengenai standar pelayanan dan kode etik driver.
Iki menambahkan, standar pelayanan dan kode etik tersebut merupakan acuan bagi mitra driver dalam melayani penumpang.
"Misalnya, cara berkendara. Mitra driver harus mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam melayani penumpang, cara menyapa penumpang, dan cara membangunkan penumpang yang tertidur,” terangnya.
Adapun materi pelatihan yang disediakan GrabAcademy dirancang khusus dalam bentuk video animasi agar mudah dipahami.
Baca juga: Wujudkan Transportasi Inklusif, Grab Jadi Transportasi Online Pertama di Aplikasi JakLingko
Selain pelatihan, imbuh Iki, mitra driver juga wajib menjalani tes online secara berkala. Melalui tes ini, perusahaan memastikan mitra driver teredukasi. Dengan begitu, tindak kejahatan dan kekerasan seksual dapat diminimalisasi.
"Tidak hanya kepada penumpang, tetapi juga mitra pengemudi. Pasalnya, risiko dalam perjalanan dapat menimpa siapa pun, termasuk mitra pengemudi kami. Pada tahap akhir, pemeriksaan kelayakan kendaraan juga dilakukan,” kata Iki.
Sebagai informasi, Grab mensyaratkan mitra driver memiliki kendaraan dengan kondisi prima untuk operasionalnya. Grab juga mengimbau para mitra driver untuk melakukan pemeliharaan kendaraan secara mandiri dan rutin.
Hingga saat ini, Grab telah bermitra dengan lebih dari 9 juta driver GrabCar dan GrabBike, merchant, serta agen untuk melayani jutaan konsumen di Asia Tenggara, termasuk di Indonesia.
“Itu tanggung jawab besar perusahaan untuk memastikan keselamatan, keamanan, dan kenyamanan penumpang. Oleh karena itu, sejak hadir di Indonesia, kami menangani dengan serius melalui langkah-langkah nyata, termasuk dalam menyeleksi mitra pengemudi,” terang Iki.
Salah satu mitra driver GrabCar yang sudah lima tahun bergabung, Ignatius Bima, menjelaskan bahwa menjadi mitra Grab tidak semudah yang dikira. Untuk bisa bergabung, ia harus mengikuti sejumlah tahapan seleksi secara ketat.
“Setelah nge-Grab, saya sadar itu semua dilakukan supaya saya bisa ngasih pelayanan yang maksimal bagi pelanggan. Lewat tes online, saya juga belajar hal-hal baru dan bermanfaat, terutama terkait aspek keamanan," kata Ignatius.