KOMPAS.com - Senin, (27/1/2020) pagi, Gate 2 Terminal 3 Bandara Soekarno - Hatta terlihat begitu padat. Unit-unit mobil listrik Hyundai IONIQ dengan stiker GrabCar Elektrik terlihat parkir area yang biasanya menjadi lokasi penjemputan layanan transportasi online GrabCar.
Seketika, perhatian tertuju pada sebuah mobil GrabCar Elektrik yang meluncur masuk. Jendela di sisi pengemudi terbuka. Tampak seorang perempuan yang dengan lihai memarkir mobil tersebut di area jemput GrabCar.
Sosok pengemudi tersebut adalah Ani Rahayu. Perempuan berusia 38 tahun tersebut merupakan satu dari 20 mitra pengemudi yang terpilih untuk dapat mengemudi GrabCar Elektrik, layanan transportasi listrik ramah lingkungan yang diluncurkan Grab Indonesia.
Menjadi pengemudi di ibu kota memang tidaklah mudah, terlebih bagi perempuan. Tuntutan kerjanya cukup berat. Macetnya jalan sudah cukup menguras kesabaran. Belum lagi ditambah dengan keharusan bertoleransi dengan pengguna jalan yang tidak tertib. Namun, Ani menikmatinya.
"Sejauh ini saya rasa cukup jarang bertemu dengan sesama mitra pengemudi perempuan. Bisa dikatakan perbandingannya satu banding sepuluh," ujarnya dalam kesempatan wawancara pada acara peluncuran layanan GrabCar Elektrik di Terminal 3 Bandara Soekarno - Hatta.
Baca juga: Pecahkan Rekor MURI, Grab Gelar Gerakan Jangan Lupa Makan
Kemitraannya dengan Grab Indonesia dimulai tiga setengah tahun lalu. Saat itu ia memilih kemitraan dengan mengambil sistem kepemilikan kendaraan (leasing) yang dijembatani PT Teknologi Pengangkutan Indonesia.
“Sistem yang saya ambil adalah leasing. Saya membayar dan saya juga bekerja sebagai pengemudi Grab,” jelas Ani.
Tekun dan bersungguh-sungguh saat bekerja pun akhirnya membuahkan hasil yang baik. Ani mengaku ia selalu diberikan bintang lima oleh para penumpangnya. Ia pun selalu mencapai target bulanannya.
Layanan yang baik mengantar Ani ke tingkat Elite Plus, sebuah tingkatan yang hanya dapat diduduki pengemudi dengan lebih dari 100 perjalanan dan rating di atas 4,7.
Prestasi tersebut juga yang menjadi alasan Ani terpilih untuk diseleksi sebagai pengemudi GrabCar Elektrik.
Sebelum dapat mengemudikan mobil listrik Hyundai IONIQ EV, mobil yang digunakan dalam layanan GrabCar Elektrik, Ani harus melalui serangkaian pelatihan dan ujian.
"Tidak mudah, saya sebelumnya harus wawancara, tes kesehatan, dan pelatihan untuk mengoperasikan mobil ini. Kendaraan ini canggih sekali teknologinya," jelasnya.
Pada kesempatan tersebut Kompas.com juga berkesempatan menjajal rasanya jadi penumpang GrabCar Elektrik.
Melihat kedalam kendaraan yang 100 persen bertenaga listrik tersebut, memang tidak ditemukan tuas ataupun kopling. Semua dioperasikan dengan tombol-tombol yang melekat pada interior dan kemudi.
Sambil mengemudi Ani menjelaskan bagaimana cara pengoperasian kendaraan hingga pengisian daya baterainya.
Ada dua port dengan dua kecepatan berbeda saat pengisian. Pada port standar pengisian daya bisa memakan waktu hingga 6 jam. Namun, dengan menggunakan fast-charging 50 kW, proses isi ulang baterai dapat mencapai 80 persen dalam 57 menit.
Ia bersama rekan mitra pengemudi Grab lainnya biasanya keluar pool pukul 5.00 WIB dan kembali ke pool pukul 22.00 WIB.
Hyundai IONIQ EV memang dapat dikendarai dalam jangka waktu cukup lama karena berkapasitas 38,3 kWh. Jika daya terisi penuh kendaraan ini dapat menempuh lebih kurang 373 kilometer sehari.
“Saat saya sedang istirahat pun, saya bisa mengisi baterai, saya rasa mobil ini kedepannya akan lebih ekonomis untuk saya dibandingkan bensin,” jelas Ani.
Baca juga: Grab Luncurkan Mobil Listrik Pertama, Berapa Harganya?
Sebagai informasi saat ini layanan GrabCar Elektrik baru dapat dinikmati penumpang dari titik jemput Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta. Ani bersama 19 mitra pengemudi terpilih lainnya akan berdedikasi memberikan layanan ini.
Pada kesempatan yang sama, President Direktur Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menjelaskan Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta menjadi titik awal disediakannya layanan GrabCar Elektrik karena Grab dan Angkasa Pura II memiliki visi yang sama.
Keduanya sama-sama ingin terhadap pelayanan pelanggan dan turut mendukung visi pemerintah menciptakan ekosistem kendaraan listrik.
Ridzki juga berharap adanya layanan baru ini tak hanya ramah lingkungan, meningkatkan pelayanan ke penyewa jasa Grab tetapi juga memberikan kebaikan juga untuk pengemudi dari sisi ekonomi.