KOMPAS.com – Dari jutaan wirausaha mikro Medan yang memanfaatkan kecanggihan teknologi Grab, ada tujuh orang yang mampu memberdayakan dirinya dan komunitas sekitar.
Ketujuh orang itu pun disebut Local Heroes yang menjadi sumber inspirasi karena mampu memberi dampak positif bagi masyarakat sekitar.
Berikut ini adalah ketujuh Local Heroes Kota Medan yang telah berkontribusi pada perekonomian di Ibu Kota Sumatera Utara:
1. Sandri Tamayo
Ia merupakan mitra pengemudi GrabBike yang masih menjadi mahasiswa sekaligus terlibat sebagai pengurus Pasukan Solidaritas SMAN 13.
“Kami rutin melakukan aksi sosial seperti kunjungan ke berbagai panti asuhan untuk menyalurkan berbagai bantuan yang telah kami kumpulkan,” ujar Sandri dalam keterangan tertulis.
Baca juga: Grab Pamerkan Fitur Keselamatan Terbaru di Yogyakarta
Ia pun membagi waktunya untuk bekerja dan menyelesaikan skripsi dengan melayani komunitas bersama rekan-rekannya pada akhir pekan.
2. Wita Widya
Saat Grab mengadakan pelatihan bela diri bagi mitra bela diri perempuan, Wita terpanggil untuk menjadi salah satu penggerak komunitas GrabCar Medan.
Perempuan yang sudah empat tahun menjadi mitra GrabCar itu lantas mengadakan sesi bela diri rutin untuk berbagi ilmu kepada mitra perempuan Grab agar bisa bekerja tanpa rasa takut.
3. Adhitiya Wicaksana
Pemilik Keju Kesu ini bangga bisa menciptakan lapangan kerja bagi orang lain. Padahal, usahanya hanya bermula dari hobi eksperimen makanan.
“Sekarang sudah punya banyak gerai dan bisa merekrut lebih banyak karyawan untuk membantu bisnis. Jumlah karyawan saat ini naik sebanyak 30 persen dibanding tahun lalu,” kata Adhitiya.
4. Anita Tanotho
Pemilik usaha kuliner Zeribowl ini juga sama seperti Adhitiya. Teknologi Grab membantunya bisa mengembangkan bisnis dan membuka kesempatan bagi lebih banyak orang.
Baca juga: Ini Upaya Grab untuk Ciptakan Transportasi Aman, Nyaman, dan Andal
“Saya kini memiliki delapan gerai di Medan. Fokus saya sekarang adalah merekrut lebih banyak warga lokal dan mengajari mereka tentang service excellence,” kata Anita.
5. Hengki Irawan Gultom
Kecanggihan teknologi Grab dirasakan pula pemilik 14 gerai Ayam Penyet Jakarta di Medan yang gemar berpetualang ini.
“Saat ini saya mengajarkan skill teknologi dasar bagi puluhan karyawan, misalnya cara memakai komputer, termasuk cara mengakses aplikasi GrabFood,” kata Hengki.
Ia juga merasakan pertumbuhan penjualan sampai 50 persen, kebanyakan dari layanan pesar-antar GrabFood.
Kenaikan pesanan ayam dari distributor lokal pun makin meningkat karena Hengki selalu mengambilnya dari sana.
6. Edi Jonas Silaen
Ia merupakan pemilik toko kelontong di Medan Amplas yang senang dapat melayani warga setiap hari, mulai pukul 6 pagi-10 malam.
Edi merintis usaha warungnya pada 2019. Namun, usahanya melejit hanya dalam satu tahun karena teknologi GrabKios, sehingga bisa lebih banyak memenuhi kebutuhan pelanggan.
Baca juga: Grab Luncurkan Mobil Listrik Pertama, Berapa Tarifnya?
Kini, ia punya 4 karyawan. Seiring kemajuan warungnya, keempat karyawannya juga terbantu secara ekonomi.
7. Renova Lie Janny
Renova kini menekuni usaha katering rice bowl JJ Salmon dan melayani makan siang karyawan kantoran. Usahanya makin maju karena teknologi GrabExpress.
“Dengan pengantaran yang tepercaya, saya bisa menjaga kepercayaan pelanggan. Sekarang saya sudah bisa mempekerjakan satu karyawan untuk membantu operasional katering,” kata Renova.
Ia berharap bisa lebih membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain, sehingga bisa membantu mereka dari usahanya.
Baca juga: Beroperasi di Bandara Ngurah Rai, Grab Bermitra dengan 5 Operator Taksi
Menurut Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi, pada 2018 Grab berkontribusi Rp 2,66 triliun untuk perekonomian Kota Medan melalui penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan mitra.
“Ini membuat komitmen kami lebih kukuh untuk memberikan teknologi yang menyentuh jutaan kehidupan agar menciptakan lebih banyak jutaan kemajuan, karena semua bisa maju.” ujar dia.