KOMPAS.com – Guna mempercepat proses transformasi digital ratusan ribu usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Bandarlampung dalam menyambut era tatanan baru, Grab resmi meluncurkan program #TerusUsaha di kota ini, Rabu (15/7/2020).
Sebagai program yang mendukung inisiatif #BanggaBuatanIndonesia milik pemerintah, #TerusUsaha mencakup berbagai inisiatif akselerasi khusus untuk melatih dan meningkatkan keterampilan UMKM.
Selain itu, Grab akan memfasilitasi iklan gratis untuk membantu UMKM meningkatkan visibilitas secara online sehingga dapat meningkatkan penjualan.
Grab pun meluncurkan microsite yang dirancang khusus bagi UMKM untuk memberikan tips dan pengetahuan penting agar mereka dapat mengembangkan bisnisnya.
Baca juga: Luncurkan #TerusUsaha di Manado, Grab Bantu UMKM Bertransformasi Digital
Dalam beberapa tahun terakhir, kehadiran para pekerja informal dan gig worker di Kota Bandarlampung memang tampak semakin menggeliat.
Dinas Koperasi dan UKM (Depkop) Provinsi Lampung bahkan mencatat pada awal 2018 terdapat 157.922 pelaku UMKM di Bandarlampung dengan sebanyak 64 persen di antaranya merupakan pelaku usaha berskala mikro.
Menjamurnya para gig workers ini membuat sektor UMKM menyerap banyak tenaga kerja dan juga menjadi salah satu tulang punggung bagi perekonomian Bandarlampung.
Grab, sebagai aplikasi on demand di Indonesia pun cukup memainkan perannya dalam menggeliatkan perekonomian di kota yang terletak di Selatan Pulau Sumatera ini.
Berdasarkan riset yang dilakukan Center for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara Strategics, gig workers di empat layanan Grab di Bandarlampung secara keseluruhan berkontribusi sebesar Rp 471 miliar pada perekonomian Bandarlampung medio 2019.
Baca juga: Dukung UMKM di Masa New Normal, Grab Luncurkan Program #TerusUsaha
Dua hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan untuk digitalisasi dan peningkatan kapasitas UMKM untuk bisa terus berkembang merupakan sebuah keniscayaan agar ketangguhan ekonomi di Kota Bandarlampung dapat terjaga di masa new normal.
Head of West Indonesia Grab Indonesia Richard Aditya mengatakan, pihaknya akan mengajak bisnis kecil dan tradisional di Bandarlampung untuk merangkul teknologi agar tidak tertinggal dalam era digital.
“UMKM merupakan tulang punggung perekonomian berbagai kota di Indonesia dan Grab ingin membantu para UMKM ini berkembang lebih maju dengan meningkatkan daya saing mereka di pasaran,” jelas Richard dalam rilis yang Kompas.com terima, Rabu.
Selama pandemi, lanjut Richard, pihaknya melihat bahwa UMKM yang belum beralih ke platform digital telah merasakan dampak negatif, yaitu jumlah pelanggan yang berkurang akibat dibatasinya kegiatan masyarakat di luar rumah.
“Ini membuat kami fokus pada digitalisasi dan edukasi UMKM agar mereka bisa bangkit. Sebab saat mereka bertumbuh, ketahanan ekonomi kota akan terjaga,” ujar Richard.
Riset yang dilakukan CSIS dan Tenggara Strategics pada Januari 2020 di Bandarlampung juga mencatat bahwa gig economy yang didukung oleh teknologi Grab telah memberi dampak bagi ketahanan ekonomi Bandarlampung.
Mitra Grab yang disurvei menyatakan bahwa Grab tidak hanya menawarkan peluang ekonomi yang lebih baik bagi pekerja informal, tetapi juga meningkatkan pertumbuhan bisnis kecil dan menciptakan lapangan pekerjaan di luar platform Grab.
Senior Economist Tenggara Strategics Lionel Priyadi mengungkapkan, gig workers yang ada di dalam platform Grab membantu meningkatkan nilai kehidupan untuk banyak pihak.
“Kami melihat adanya peningkatan kualitas hidup para pekerja informal sebanyak 10 persen setelah bergabung dengan Grab. Masyarakat di sekitar juga merasa terbantu dalam hal-hal lainnya, terlebih saat mereka harus di rumah akibat wabah Covid-19,” terang Lionel.
Riset tersebut juga menunjukkan, mitra merchant GrabFood dan agen GrabKios di Bandarlampung mengalami peningkatan pendapatan hingga 34 persen menjadi Rp 56,3 juta per bulan.
Selain itu, rata-rata pendapatan agen GrabKios Bandarlampung meningkat 27 persen menjadi Rp 9 juta per bulan sejak bergabung.
Sebanyak 57 persen mitra merchant GrabFood Bandarlampung juga mengaku tidak perlu penambahan modal untuk meningkatkan bisnisnya.
Peningkatan penghasilan yang sangat signifikan pun dirasakan oleh mitra pengemudi GrabCar di Bandarlampung dengan peningkatan pendapatan hingga 81 persen menjadi Rp 7,1 juta per bulan.
Sedangkan, mitra GrabBike mengalami peningkatan pemasukan sebesar 144 persen menjadi Rp3,6 juta per bulan setelah bergabung dengan Grab.
Peningkatan ini membuat para mitra bisa menabung yang membuka akses keuangan lainnya, seperti produk investasi dan pinjaman. Bahkan, tercatat sebanyak 28 persen mitra pengemudi GrabBike dan 14 persen mitra pengemudi GrabCar di Bandarlampung baru membuka rekening tabungan pertama mereka ketika bergabung dengan Grab.