KOMPAS.com – Pandemi bukan menjadi halangan dalam memulai usaha. Mungkin ini yang ada di benak Anggar Sae Prima (24) saat mulai membuka usaha kedai kopi miliknya, Bun.Kopi, di Bandarlampung.
Saat menentukan bisnis yang hendak ia jalani, Anggar melihat bahwa kopi sudah menjadi gaya hidup dan tren yang meningkat di kalangan masyarakat.
Ia juga merasa semakin bersemangat kala mengetahui tantangan di bisnis kedai kopi cukup ketat, terutama karena semakin menjamurnya para kompetitor yang membuka usaha sejenis.
Anggar mengakui, salah satu kunci keberhasilannya dalam membuka bisnis di tengah pandemi adalah akses digital yang ia gunakan.
Baca juga: Program #TerusUsaha Grab Bantu Digitalisasi UMKM di Bandarlampung
“Bisnis kopi kekinian yang saya jalankan ini langsung mengadopsi sistem digital karena saya mau menjangkau lebih banyak pembeli dan memudahkan mereka untuk membeli kopi tanpa harus datang,” jelasnya dalam rilis yang Kompas.com terima, Rabu (15/7/2020).
Dengan alasan tersebut, Anggar langsung mendaftarkan usahanya ke salah satu aplikasi on demand di Indonesia, yakni GrabFood.
“Saya juga aktif mengikuti program yang diadakan Grab untuk mitra merchant dan terbukti penjualan saya meningkat bahkan pernah menyentuh belasan juta per harinya,” ungkap Anggar.
Kini, sebanyak 70 persen pembeli Bun.Kopi memesan minuman secara online. Selain itu, saat ini Bun.Kopi juga fokus untuk melakukan pengembangan dengan merambah penjualan makanan ringan sebagai pelengkap.
“Teknologi benar-benar membantu bisnis kecil untuk tumbuh dan saya berharap agar semakin banyak Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah ( UMKM) yang memanfaatkan teknologi agar tidak tertinggal,” ujarnya.
Selain menyediakan fasilitas digital yang dibutuhkan UMKM untuk terus berkembang, Grab juga menghadirkan berbagai program untuk mendukung peningkatan pendapatan mereka.
Di Indonesia sendiri, Grab telah menggelontorkan lebih dari Rp 260 miliar untuk memerangi penyebaran virus Covid-19 dan menciptakan lebih dari 24 inisiatif baru di Kota Bandarlampung.
Grab pun telah menghadirkan tiga layanan baru untuk mendukung mitra, masyarakat, dan juga UMKM di tengah pandemi, seperti layanan GrabMart, GrabAssistant, serta GrabProtect.
Melalui terobosan-terobosan tersebut, Wakil Gubernur Provinsi Lampung Chusnunia Chalim mengapresiasi Grab yang telah mendukung UMKM dan menjalankan protokol kesehatan. Sebab, melalui inisiatif tersebut, penjual dan pembeli dapat terlindungi.
“Pemerintah Provinsi Lampung senantiasa mendorong UMKM untuk melakukan digitalisasi. Selama ini UMKM memiliki hambatan dalam memasarkan produknya, keberadaan Grab sangat membantu karena dapat memfasilitasi untuk menyambungkan produsen dengan konsumen,” ujar Chusnunia.
Tak hanya itu, Grab juga telah meluncurkan program #TerusUsaha pada Rabu, (15/7/2020) di Bandarlampung untuk mempercepat proses transformasi digital ratusan ribu UMKM dalam menyambut era tatanan baru.
Baca juga: Dukung UMKM di Masa New Normal, Grab Luncurkan Program #TerusUsaha
Head of West Indonesia Grab Indonesia Richard Aditya mengatakan, pihaknya akan mengajak bisnis kecil dan tradisional di Bandarlampung untuk merangkul teknologi agar tidak tertinggal dalam era digital.
“UMKM merupakan tulang punggung perekonomian berbagai kota di Indonesia dan Grab ingin membantu para UMKM ini berkembang lebih maju dengan meningkatkan daya saing mereka di pasaran,” jelas Richard.
Grab, lanjutnya, juga akan terus berupaya agar wirausahawan mikro atau bisnis sekecil apa pun mampu beradaptasi dalam era tatanan baru dan mempertahankan mata pencaharian mereka.
“Masa depan memang tak bisa diprediksi, tetapi masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang mampu menghadapi tantangan dan terus bertahan. Sejalan dengan misi Grab For Good, kami berharap dapat membantu UMKM untuk bangkit,” kata Richard.