KOMPAS.com – Keterbatasan bukanlah penghalang untuk mencapai kesuksesan. Mungkin inilah yang kalimat yang pantas disematkan kepada Rosalina (38) asal Palembang Sumatera Selatan.
Rosa merupakan ibu rumah tangga yang telah berhasil menjalankan warung digital “Rosa” di Palembang.
Padahal, sebagai ibu rumah tangga, ia mengaku sebelumnya tidak mengerti tentang teknologi digital. Saat itu, ia bahkan belum pernah mengoperasikan telepon pintar.
Meski ketika itu belum mengenal teknologi, tekad Rosa telah bulat untuk membangun usaha sendiri. Ia pun membuka sebuah warung kecil yang menjual barang-barang kebutuhan harian di depan rumahnya.
“Saya dulu tidak paham tentang teknologi, jadi saya belajar cara menggunakan smartphone saya,” ucap Rosa.
Upaya ibu rumah tangga itu belajar menggunakan teknologi berbuah manis. Ia pun akhirnya mengenal dan bergabung dengan GrabKios.
Baca juga: Berlanjut, Grab Luncurkan Program #TerusUsaha di Palembang
“Dengan teknologi GrabKios, saya bisa menawarkan lebih banyak layanan bagi pelanggan seperti pembelian token listrik, pembayaran tagihan, dan juga transfer uang. Saya senang jadi bisa bantu warga sekitar yang kebanyakan belum punya akses bank,” jelasnya.
Kini, Rosa telah merasakan manfaat digitalisasi dalam menjalankan usahanya. Ia dapat membuka dan memiliki tabungan sendiri dengan penghasilan yang didapatkannya dari GrabKios.
Rosa pun tak menyangka, dapat merenovasi rumah dan warung dari hasil “keringatnya” sendiri.
“Sekarang jadi mudah untuk mengajukan pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR). Senang sekali rasanya karena jadi bisa merenovasi rumah dan warung, serta menambah modal mengisi warung. Teknologi benar-benar bantu saya buat berkembang,” ujar Rosa.
Baca juga: Program #TerusUsaha Grab Bantu Digitalisasi UMKM di Bandarlampung
Rosalina bukanlah satu-satunya yang merasa terbantu dari manfaat teknologi digital dalam program #TerusUsaha yang diluncurkan Grab di Kota Palembang.
Berdasarkan riset yang dilakukan Center for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara Strategics pun menunjukkan, gig workers termasuk UMKM, pada empat layanan (GrabBike, GrabCar, GrabFood, dan GrabKios) secara keseluruhan sudah berkontribusi sebesar Rp 643 miliar pada perekonomian Palembang pada 2019.
Artinya, teknologi Grab telah memberi dampak bagi ketahanan ekonomi Palembang.
Stella Kusumawardhani, M. IDEc, Economist dari Tenggara Strategics mengungkapkan, gig workers pada platform Grab tersebut dapat membantu meningkatkan nilai kehidupan untuk banyak pihak.
Baca juga: Luncurkan #TerusUsaha di Manado, Grab Bantu UMKM Bertransformasi Digital
“Riset yang sudah dilakukan di Palembang memberikan data tentang kontribusi perekonomian yang langsung dirasakan oleh para gig workers di Palembang. Kami melihat adanya peningkatan 22 persen dari kualitas hidup para pekerja informal setelah bergabung dengan Grab,” jelas Stella.
Dalam kesempatan itu, Walikota Palembang H. Harnojoyo melalui Asisten 1 Pemerintahan dan Kesra Kota Palembang Faizal AR, menyambut baik program #TerusUsaha dan riset yang diluncurkan di Palembang.
“Hasil riset dari CSIS dan Tenggara juga menunjukkan peran pekerja lepas bagi ketangguhan ekonomi Palembang. Program #TerusUsaha yang diluncurkan di Palembang juga sangat sejalan dengan misi pemerintah dalam memajukan UMKM dengan digitalisasi agar mampu menjangkau pasar mereka bisa lebih luas lagi,” ujar Faizal dalam sambutannya.
Sejalan dengan itu, survei kepada mitra Grab juga menyatakan, Grab tidak hanya menawarkan peluang ekonomi yang lebih baik bagi pekerja informal, tetapi juga meningkatkan pertumbuhan bisnis kecil dan menciptakan lapangan pekerjaan di luar platform Grab.
Baca juga: Gig Economy, Grab Sukses Jaga Ketahanan Ekonomi Kota Balikpapan
Hal itu ditunjukkan dengan meningkatnya pendapatan mitra merchant GrabGood dan agen GrabKios Palembang sebesar 47 persen, sehingga menjadi Rp 39,5 juta per bulan. Khusus untuk agen GrabKios Palembang, rata-rata pendapatan mereka naik 47 persen atau sebesar Rp 9,6 juta per bulan sejak bergabung.
Peningkatan penghasilan yang sangat signifikan pun dirasakan mitra pengemudi GrabCar sebesar 101 persen per bulan dan GrabBike sebesar 126 persen per bulan setelah bergabung dengan Grab di Palembang.
Berkat naiknya pendapatan mereka, mitra pun bisa menabung yang kemudian dapat membuka akses keuangan lainnya, seperti produk investasi dan kemudahan pinjaman. Rata-rata mereka bisa menabung hingga Rp 1,1 juta.
Dengan begitu, mereka dapat mengembangkan bisnis atau berinvestasi pada kendaraan baru untuk menunjang profesi.
Tak sampai disitu saja, seiring dengan tumbuhnya bisnis mitra merchant GrabFood dan agen GrabKios, mereka juga membantu lingkungan mereka lewat penyerapan tenaga kerja.
Baca juga: Begini Upaya Grab Dukung UMKM di Balikpapan
Setidaknya terdapat 17 persen mitra merchant GrabFood dan 9 persen agen GrabKios Palembang menambah pegawai baru sejak bergabung dengan Grab.
“Masyarakat di sekitar juga tetap merasa terbantu dalam hal-hal lainnya terlebih saat mereka harus di rumah akibat wabah Covid-19. Sistem digital ini juga yang akan menyiapkan para gig workers untuk menyambut era tatanan hidup baru,” tambah Stella.
Faizal juga menambahkan pentingnya inovasi agar para gig worker Palembang bisa bersaing dengan pasar yang lebih besar dan tidak tersingkir dari kemajuan zaman.
"Saya mengajak seluruh pelaku UMKM Palembang untuk ambil bagian dalam program #TerusUsaha agar dapat bertumbuh dan bersaing dengan lebih baik. Inilah gebrakan kita bersama, antara pemerintah, swasta, dan masyarakat,” ujarnya.