KOMPAS.com - Digitalisasi berhasil mendorong gig economy di Semarang, Jawa Tengah untuk bertumbuh.
Riset yang dilakukan oleh Center for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara Strategics di Semarang pada Januari 2020 menemukan bahwa gig economy yang didukung oleh teknologi, dalam hal ini aplikasi Grab, telah memberi dampak bagi ketahanan ekonomi di kota tersebut.
Mitra Grab yang disurvei menyatakan bahwa Grab tidak hanya menawarkan peluang ekonomi yang lebih baik bagi pekerja informal, tetapi juga meningkatkan pertumbuhan bisnis kecil dan menciptakan lapangan pekerjaan di luar platform Grab.
Berdasarkan riset tersebut, gig workers di empat layanan Grab, yakni GrabBike, GrabCar, GrabFood, dan GrabKios secara keseluruhan sudah berkontribusi sebesar Rp 872 miliar untuk perekonomian Semarang pada 2019.
Baca juga: Grab Jalin Kerja Sama dengan Lifebuoy Sediakan Hand Sanitizer untuk Armada
“Riset yang sudah dilakukan oleh CSIS menjadi bukti bahwa peran pekerja informal yang sudah terdigitalisasi mampu memberikan dampak yang positif untuk perekonomian,” ujar Wali Kota Semarang Hendrar Pribadi dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, pada Kamis (23/7/2020).
Riset tersebut menemukan sebanyak 11 persen mitra merchant GrabFood di Semarang terinspirasi untuk memulai bisnis karena adanya GrabFood. Sebanyak 21 persen dari mitra merchant bahkan sudah menggunakan GrabFood sejak pertama kali memulai bisnisnya.
Bergabung dalam platform Grab, mitra merchant Grabfood di Semarang mengalami peningkatan pendapatan hingga 57 persen menjadi Rp 39,5 juta per bulan.
Peningkatan pendapatan tersebut membuat 56 persen mitra GrabFood di Semarang juga mengaku tidak perlu penambahan modal untuk meningkatkan bisnisnya.
Baca juga: Program #TerusUsaha Grab Bantu Digitalisasi UMKM di Bandarlampung
Hal yang sama juga dirasakan oleh mitra pengemudi GrabCar di Semarang. Penghasilan mereka meningkat hingga 65 persen menjadi Rp 6,9 juta per bulan.
Begitu juga mitra pengemudi GrabBike yang penghasilannya meningkat hingga 94 persen menjadi Rp 4,3 juta per bulan setelah bergabung dengan Grab.
Peningkatan pendapatan juga membuat mitra Grab memperoleh akses keuangan yang lebih baik. Mereka dapat menabung, bahkan membuka akses keuangan lainnya seperti produk investasi dan pinjaman.
Direktur Eksekutif Tenggara Strategics Riyadi Suparno mengatakan platform Grab memberi banyak dampak positif, tidak hanya perekonomian di Semarang, tetapi juga bagi kehidupan para gig worker.
Baca juga: Luncurkan #TerusUsaha di Manado, Grab Bantu UMKM Bertransformasi Digital
"Kami melihat adanya peningkatan kualitas hidup para pelaku gig worker hingga sebesar 6 persen setelah bergabung dengan Grab. Masyarakat Semarang pun bisa langsung menerima manfaat dari digitalisasi terutama saat memasuki era setiap orang harus menjaga jarak seperti sekarang," ujarnya.
Tidak hanya itu, pemanfaatan platform Grab oleh gig worker juga membuka kesempatan kerja di lingkaran komunitas mereka.
Tercatat sebanyak 35 persen mitra merchant GrabFood dan 8 persen agen GrabKios di Semarang menambah stidaknya empat pegawai baru sejak bergabung dengan platform Grab.