KOMPAS.com - Tahun 2019, Center for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara Strategics merilis hasil riset mengenai kualitas hidup usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan gig worker di Bandung, Jawa Barat.
Riset tersebut menunjukkan adanya peningkatan kualitas hidup gig worker dan UMKM hingga 11 persen. Kontribusi ekomomi pekerja lepas dan UMKM di Jawa Barat melalui platform Grab bahkan mencapai Rp 10,1 triliun.
Direktur Eksekutif Tenggara Strategics Riyadi Suparno mengatakan, sektor gig economy mempunyai peran penting dalam memperkuat ketahanan ekonomi.
Gig economy merupakan istilah yang merujuk pada pekerja kontrak independen. Misalnya pekerja di bidang desain, penulis lepas, dan driver ojek daring.
Baca juga: Manfaatkan Teknologi, Gig Worker Sumbang Rp 872 Miliar untuk Perekonomian Semarang
"Saat Indonesia mulai beradaptasi untuk menyambut era pasca Covid-19, kami percaya bahwa platform seperti Grab dan sektor gig economy dapat mendukung Indonesia menuju pemulihan ekonomi," kata Riyadi dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Kamis (6/8/2020).
Pada 2019, lanjut Richard, gig economy yang didukung oleh teknologi Grab memberikan dampak bagi ketahanan ekonomi di Provinsi Jawa Barat.
Richard menjelaskan, riset terbaru membuktikan bagaimana gig worker dalam platform Grab merasakan peningkatan kualitas hidup.
"Saat bisnis mereka bertumbuh, mereka juga bisa membuka lapangan pekerjaan bagi lebih banyak orang. Ini merupakan siklus dan ekosistem yang sangat baik,” ujarnya.
Mitra merchant GrabFood Bandung yang disurvei mengalami peningkatan pendapatan hingga 37 persen atau sekitar 54,9 juta per bulan. Sementara, pendapatan rata-rata agen GrabKios meningkat 11 persen atau Rp 14,9 juta per bulan.
Baca juga: Lanjut, Grab Luncurkan Program #TerusUsaha di Jawa Barat
Adapun 49 persen mitra merchant GrabFood Jawa barat juga mengaku tak perlu penambahan modal untuk meningkatkan bisnisnya.
Selain itu, peningkatan penghasilan yang signifikan juga dirasakan mitra pengemudi GrabBike dan GrabCar di Kota Bandung.
Peningkatannya sampai 64 persen atau Rp 6,4 juta per bulan untuk pengemudi GrabBike dan 138 persen atau Rp 5,3 juta per bulan untuk pengemudi GrabCar.
Baca juga: Berikut Deretan Inisiatif Grab untuk Bantu Kembangkan UMKM di Tengah Pandemi
Hal itu membuat para mitra Grab dapat menabung sekaligus berpeluang terhadap akses keuangan seperti produk investasi dan pinjaman.
Lebih lanjut, kesempatan pemasukan yang ditawarkan Grab juga telah memungkinkan para mitra untuk menabung secara rutin.
Saat ini, sebanyak 63 persen pengemudi GrabBike dan 75 persen mitra pengemudi GrabCar mengaku rutin menabung di bank.
Dana yang ditabung masing-masing pada rentang Rp 738 ribu hingga Rp 1,6 juta.
Baca juga: Begini Upaya Grab Dukung UMKM di Balikpapan
Selain itu, manfaat lain yang juga dirasakan mitra Grab adalah soal kemudahan mendapat pinjaman. Kepercayaan dari penyedia jasa keuangan pun mengalir sejak bergabung dengan Grab.
Dengan begitu, mitra Grab punya kesempatan mengajukan pinjaman untuk mengembangkan bisnis atau berinvestasi motor atau mibil baru.