KOMPAS.com – Hasil riset terbaru Center for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara Strategics menunjukkan bahwa teknologi Grab berdampak positif pada sektor gig economy Kota Surabaya, Jawa Timur.
Dampak positif tersebut terlihat dari peningkatan pendapatan, baik mitra pengemudi maupun pelaku usaha mikro kecil dan menengah ( UMKM), serta membuka lapangan kerja baru di Surabaya, Jawa Timur.
Peningkatan pendapatan paling signifikan dirasakan oleh mitra pengemudi GrabCar dan GabBike. Dari responden yang disigi, penghasilan pengemudi GrabCar naik 125 persen menjadi Rp 9,3 juta per bulan setelah bergabung dengan Grab.
Untuk pengemudi GrabBike, peningkatan penghasilan mencapai 85 persen menjadi Rp 5 juta per bulan.
Baca juga: Go Digital, Pemerintah Jatim Ajak UMKM Manfaatkan Program #TerusUsaha Milik Grab
Peningkatan tersebut berdampak positif bagi mitra pengemudi Grab, terutama dalam hal perencanaan keuangan.
Masih dari hasil riset yang sama, 23 persen pengemudi GrabBike dan 20 persen pengemudi GrabCar di Surabaya bisa membuka rekening tabungan pertama usai bergabung layanan Grab.
Mereka juga mulai rutin menabung di bank. Rincian 81 persen pengemudi GrabBike dan 69 persen pengemudi GrabCar menyetor uang mulai dari Rp 967 ribu hingga Rp 1,2 juta untuk ditabung.
Peningkatan penghasilan juga membuka kesempatan mitra Grab dalam mengakses produk investasi dan pinjaman.
Dari hasil riset, 55 persen pengemudi GrabBike dan 69 persen pengemudi GrabCar mengaku mudah mendapatkan pinjaman setelah tergabung dengan Grab.
Selain efek peningkatan penghasilan, CSIS dan Tenggara juga menemukan bahwa teknologi Grab mampu membuka lapangan kerja baru di Surabaya.
Total, ada 23 persen pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang bergabung dengan layanan Grab dapat memberikan pekerjaan kepada masyarakat ketika usahanya mulai berkembang.
Peran digitalisasi yang dilakukan Grab untuk ekosistem UMKM juga signifikan. Sebanyak 11 persen UMKM mitra GrabFood mengaku terinspirasi layanan GrabFood sebelum memulai bisnis.
Sebanyak 17 persen mengaku membuka bisnis pertama melalui layanan GrabFood dan 23 persen lainnya dapat menambah dua pegawai baru sejak bergabung dengan layanan tersebut.
Baca juga: Rayakan Kemerdekaan, Grab Kasih 4 Ide Lomba untuk Meriahkan #PestaSatu7an
Penghasilan pelaku UMKM di Surabaya pun ikut terkerek. Mitra GrabFood bisa menikmati peningkatan pendapatan hingga 37 persen atau menjadi Rp 39,1 juta per bulan.
Sementara, penghasilan mitra GrabKios—layanan teknologi Grab lainnya—ikut naik hingga 28 persen menjadi Rp 9,5 juta per bulan. Lantaran itu pula, 46 persen mitra GrabFood mengaku tidak perlu menyuntikkan modal usaha lagi untuk pengembangan bisnis.
Temuan tersebut menandakan bahwa digitalisasi yang dilakukan oleh Grab turut membantu pelaku UMKM dan pekerja, khususnya saat memasuki era new normal.
Ekonom dari Tenggara Strategics Stella Kusumawardani menjelaskan, pertumbuhan sektor gig economy, seperti UMKM dan driver transportasi berbasis aplikasi, berperan besar pada ketahanan ekonomi.
“Dari hasil riset, terlihat sejumlah manfaat yang secara langsung dirasakan oleh sektor gig economy. Platform teknologi seperti Grab ternyata mampu membantu pemulihan dan pertumbuhan ekonomi di masa pandemi,” jelasnya seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (18/8/2020).
Ia pun mendorong agar masyarakat lebih memanfaatkan teknologi dan mulai bertransformasi ke layanan digital agar usaha makin berkembang.
Untuk lebih menggeliatkan sektor gig economy di Surabaya dan wilayah Jawa Timur lainnya, Grab meluncurkan program #TerusUsaha.
Head of East Indonesia Grab Indonesia Halim Wijaya menjelaskan, program #TerusUsaha merupakan komitmen jangka panjang Grab untuk mendukung percepatan digitalisasi dan ketahanan UMKM.
“(Lewat) solusi digitalisasi yang dihadirkan, kami percaya mampu memberikan kontribusi besar untuk perekonomian daerah dan penciptaan lapangan kerja,” imbuh Halim.
Dalam program tersebut, Grab bekerja sama dengan pemerintah daerah mengadakan pelatihan virtual bagi pelaku UMKM dari Surabaya, Malang, dan Kediri. Pelatihan ini difokuskan pada digitalisasi dan strategi bisnis dalam menghadapi masa pandemi.
Baca juga: Gandeng Pemkot Makassar dan Pemprov Sulawesi Selatan, Grab Bantu Digitalisasi UMKM
Grab juga melakukan sosialisasi layanan digitalnya ke 6.000 pelaku UMKM di Kediri. Sosialisasi ini diharapkan dapat membantu pelaku UMKM beradaptasi dengan layanan digital dan meningkatkan daya saing.
Selain itu, program #TerusUsaha milik Grab juga mengintegrasikan layanan GrabExpress dengan aplikasi Lumbung Pangan milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Pengantaran belasan ribu sembako akan dilakukan oleh mitra pengemudi Grab untuk memasok kebutuhan pangan di 28 kabupaten dan kota di Jawa Timur.
Layanan tersebut juga dilengkapi fitur live tracking dan bukti pengiriman untuk meningkatkan keamanan dan keakuratan pengantaran.