KOMPAS.com – Pemanfaatan teknologi digital, seperti layanan Grab, di masa pandemi Covid-19 ternyata mampu memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat. Hal ini dialami Sumarni (42), salah satu pelaku usaha mikro kecil menengah ( UMKM) di Surabaya, Jawa Timur.
Di tengah UMKM lain mulai merasakan krisis akibat pandemi, Toko Jaya Merr milik Sumarni justru dapat bertahan.
“Saya (bahkan) bisa mempertahankan karyawan satu-satunya yang sudah membantu sejak pertama kali membuka usaha,” tutur Sumarni.
Kemampuan bertahan di masa pandemi tersebut berkat keterbukaan Sumarni dengan layanan digital GrabKios milik Grab. Saat mengetahui layanan tersebut, ia pun tertarik untuk bergabung.
Ia sadar, untuk memajukan usaha, adaptasi dengan teknologi diperlukan. Mulanya, Sumarni berpikir akan kesusahan untuk menyesuaikan diri. Namun, ia justru menemui hal sebaliknya.
“Menjadi agen GrabKios ternyata mudah dan hanya perlu modal handphone (HP). Saya bisa langsung mengerti sejak pertama kali menggunakan,” imbuhnya.
Baca juga: Riset Tenggara dan CSIS: Teknologi Grab Tingkatkan Peluang Gig Economy Surabaya
Usai bergabung, Toko Jaya Merr menambah jenis layanan kepada konsumen, seperti layanan finansial dan digital. Layanan tersebut mampu mendongkrak omzet penjualan.
Tokonya pun ramai. Konsumen bisa membeli pulsa, token listrik, membayar tagihan, serta mentransfer uang. Layanan transfer uang bahkan meningkat dua kali lipat selama pandemi lantaran orang-orang takut pergi ke bank.
Meski begitu, Sumarni mengaku tetap harus bekerja keras agar dipercaya konsumen. Ia selalu bersikap ramah dan melayani konsumen dengan baik. Contohnya, meski sudah larut, ia tetap melayani pelanggan yang ingin membeli token listrik.
“Dengan mengandalkan teknologi, saya bisa bertahan dan bisa terus membiayai kuliah anak, serta mulai menabung emas dari smartphone,” tuturnya lagi.
Sumarni tidak sendirian. Pelaku UMKM lain di Surabaya, Jawa Timur, juga merasakan manfaat layanan digital milik Grab.
Hal ini terbukti dari riset terbaru Center for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara Strategics.
Hasil riset menyebutkan bahwa pendapatan pelaku UMKM sektor makanan yang tergabung dengan layanan Grab mengalami kenaikan hingga 37 persen per bulan.
Sementara, penghasilan pelaku UMKM kelontong yang tergabung di layanan GrabKios turut naik hingga 28 persen per bulan.
Baca juga: Go Digital, Pemerintah Jatim Ajak UMKM Manfaatkan Program #TerusUsaha Milik Grab
Selain pendapatan, layanan Grab juga membuka kesempatan bagi masyarakat untuk terjun di sektor UMKM. Dari sigi yang sama, 11 persen pelaku UMKM mitra GrabFood mengaku terinspirasi layanan GrabFood sebelum memulai bisnis.
Sebanyak 17 persen mengaku membuka bisnis pertama melalui layanan GrabFood dan 23 persen lainnya dapat menambah dua pegawai baru sejak bergabung dengan layanan tersebut.
“Dari hasil riset, terlihat sejumlah manfaat yang secara langsung dirasakan oleh sektor gig economy. Platform teknologi seperti Grab ternyata mampu membantu pemulihan dan pertumbuhan ekonomi di masa pandemi,” jelasnya seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (18/8/2020).
Baca juga: Gandeng Pemkot Makassar dan Pemprov Sulawesi Selatan, Grab Bantu Digitalisasi UMKM
Pihak Grab sendiri akan terus menggeliatkan sektor UMKM lewat solusi digitalisasi. Salah satu usaha tersebut dengan meluncurkan meluncurkan program #TerusUsaha.
Head of East Indonesia Grab Indonesia Halim Wijaya menjelaskan, program #TerusUsaha merupakan komitmen jangka panjang Grab untuk mendukung percepatan digitalisasi dan ketahanan UMKM.
“(Lewat) solusi digitalisasi yang dihadirkan, kami percaya mampu memberikan kontribusi besar untuk perekonomian daerah dan penciptaan lapangan kerja,” imbuh Halim.