KOMPAS.com – Untuk membantu masyarakat dan pemerintah DKI Jakarta menghadapi Pembatasan Sosial berksala Besar ( PSBB) Total Kedua, Grab Indonesia memperkenalkan teknologi geofencing.
Teknologi geofencing diklaim dapat mendeteksi sekaligus memberi peringatan dini kepada mitra pengemudi yang berkerumun di sebuah area.
Teknologi tersebut diperkenalkan untuk memastikan mitra pengemudi tetap menerapkan jarak aman sesuai imbauan pemerintah. Pengemudi yang ketahuan berkerumun, akan diperingatkan melalui pesan teks atau pop-up yang muncul di aplikasi mitra pengemudi.
Director of Government Affairs & Strategic Collaborations Grab Indonesia Uun Ainurofiq mengatakan, pihaknya memastikan bahwa setiap orang, termasuk mitra pengemudi, dapat menikmati manfaat dari ekonomi digital.
Baca juga: Grab Disebut Bakal Dapat Pendanaan Rp 44 Triliun dari Alibaba
“Karenanya, kesehatan menjadi prioritas utama supaya mitra pengemudi kami tetap bisa produktif,” kata Uun dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Kamis (17/9/2020).
Sejak PSBB Total Kedua diumumkan, terang Uun, Grab terus mencari cara yang efektif agar tetap bisa melindungi mata pencaharian dan kesehatan mitra pengemudi.
Ia menjelaskan, sebenarnya, teknologi geofencing telah digunakan sejak awal Grab beroperasi.
Namun, sejak PSBB Total kedua diterapkan, geofencing juga diaplikasikan untuk membantu proses pengawasan mitra pengemudi di lapangan yang sudah dimula pada 14 September lalu.
Baca juga: Alibaba Dikabarkan Mau Investasi di Grab Senilai 3 Miliar Dollar AS
“Penerapan geofencing merupakan salah satu solusi inovatif dalam mendeteksi GPS mitra pengemudi yang berkumpul dalam satu lokasi. Sistem kami akan langsung memberikan peringatan kepada pengemudi yang didapati melanggar peraturan,” jelasnya.
Grab ingin terus menjadi mitra pemerintah dan masyarakat untuk bisa menghadapi pandemi ini bersama. Diakui Uun, pandemi Covid-19 telah meningkatkan kesadaran terhadap keamanan dan kebersihan di berbagai industri.
“Keamanan selalu menjadi fokus utama Grab dan melalui program seperti GrabProtect dan teknologi geofencing, kami telah meningkatkan standar kebersihan di industri ride-hailing.," paparnya.
Bersama mitra pengemudi, Grab akan memastikan perjalanan setiap penumpang selalu aman.
Baca juga: Tingkatkan Keterampilan UMKM, Grab Buka Kelas #TerusUsaha Tiap Jumat Malam
Selain teknologi geofencing, Grab juga telah melakukan berbagai inisiatif untuk membantu masyarakat dan mitra pengemudi beradaptasi dalam PSBB Total Kedua.
Adapun inisiatif yang dilakukan Grab antara lain komunikasi melalui aplikasi mitra dan media sosial. Hal ini dilakukan dengan mengirimkan pesan melalui aplikasi mitra pengemudi untuk mensosialisasikan aturan PSBB Jilid 2 dari Pemerintah DKI Jakarta.
Lewat pesan yang sama, Grab juga mengimbau mitra pengemudi untuk menghindari kerumunan lebih dari 3 orang.
Selain itu, pasal dalam kode etik mitra pengemudi Grab juga ditambah. Hal ini untuk memastikan mitra pengemudi mengikuti imbauan pemerintah serta menjaga kesehatan mereka agar tetap produktif.
Baca juga: PSBB Total, Grab Masih Tunggu Kepastian
Mitra pengemudi yang ditemukan tidak menggunakan masker atau berkerumun akan mendapat sanksi berupa penonaktifan akun mitra pengemudi selama 14 hari setelah peringatan pertama.
Selanjutnya, pengecekan langsung di lapangan juga dilakukan. Asal tahu saja, Grab telah menugaskan puluhan personil untuk melakukan patroli guna memberikan imbauan persuasif kepada mitra pengemudi .
Driver yang kedapatan berkumpul di satu area diedukasi mengenai pentingnya social distancing.
Adapun mitra pengemudi yang terpapar Covid-19 juga memperolah santunan pendapatan agar mereka fokus melakukan isolasi mandiri atau menunggu masa penyembuhan.
Baca juga: Proses Kreatif di Balik Admin Media Sosial Grab Indonesia yang Bikin Heboh Warganet